Selasa, 28 Februari 2017

Logical Fallacies: Mari melihat kesalahan berpikir (mu)



source: google.com
Pada intinya ada dua garis besar bentuk logical fallacies yang telah didiskusikan, overgeneralization and irrelevant sentences



Di luar ruangan mulai gelap, masih ada tawa renyah dari kami (tim teacher English Studio) mempersiapkan diri menerima materi tambahan. Di sini (English Studio), tim teacher tidak hanya berkewajiban membagikan pengalamannya belajar IELTS kepada student (yups, saya lebih suka menggunakan kata “membagi” dibanding “mengajar”), mereka juga berhak menambah wawasannya lebih dalam tentang English dan pengembangan diri. Malam ini sepertinya kami akan menerima materi baru dari supervisor Master Class (sebut saja beliau Rayy, nama aslinya Rabiyatul Adawiah Yahya Yackub). 



Awalnya saya tidak begitu mengerti tentang logical fallacies meski definisinya sudah dijelaskan. Mungkin saya tipe pembelajar yang cenderung berpikir detail to general, yang harus melihat contoh terlebih dahulu lalu menyimpulkan apa yang saya dapatkan dari contoh tadi. Tapi as time goes by, akhirnya logical fallacies masuk di logika sebelah kiri dan kananku. 



Berbicara tentang logika, tentunya saya harus kembali mengkonstrak pengalaman lamaku bergelut di berbagai pertemuan-pertemuan anak muda yang menyusun satu rencana untuk tujuan yang sama (alah, bilang saja itu organisasi). Kembali saya membongkar file lama di kepalaku lalu menemukan beberapa kata-kata usang di sana yang bisa saya sebut dia logical fallacies, bahkan di tulisan inipun terdapat banyak sekali logical fallacy jika dicermati dengan seksama. 



Pada intinya ada dua garis besar bentuk logical fallacies yang telah didiskusikan, overgeneralization and irrelevant sentences.  Terkadang memang kita akan selalu terjebak dengan kondisi dimana kita harus megeneralisasikan suatu hal. Yah sebut saja kalo seorang perempuan yang sakit hatinya bilang “semua laki-laki sama, brengsek, tidak bertanggung jawab dan lain lain” Nah loh, logical fallaciesmu lagi mode ON dong. Terus, saya harus gimana dong? Tanyaku dalam hati. Ya sudah, pecahkan saja gelasnya !!! (ah ini mah irrelevant).  Jadi, haruskah saya menghindari logical fallacies atau gimana nih? Jawabannya adalah apapun negatifnya sesuatu akan menjadi positif jika ditempatkan dengan baik, seperti logical fallacies tadi.



@bung_ilham



#pembelajar #belajartanpabatas #kampunginggris #teacherIELTS #EnglishStudio


0 komentar:

Posting Komentar