Sabtu, 06 Mei 2017

Kopi dan Cita-cita

“I don't know where my ideas come from. I will admit, however, that one key ingredient is caffeine. I get a couple cups of coffee into me and weird things just start to happen.” ― Gary Larson


Mungkin setiap pekan saya dan beberapa teman menyempatkan waktu untuk ngopi bareng disela-sela kesibukan belajar dan mengajar IELTS. Beberapa warung kopi yang sering saya kunjungi ada tiga tempat; Kopi Pagi (Jl Krisan, evolusi dari D’Meet), Wish ngopi (jl Anyelir, dulunya bernama Jegger), dan tongkrongan depan MM (Jl Brawijaya). Personilnya pun biasanya bergantung tempat dan hari; ngopi bareng tim English Studio di Wish Ngopi, bareng anak nalar di depan MM, dan geng lainnya di Kopi Pagi.

Semakin menjamurnya tempat tongkrongan di Kampung Inggris menandakan perkembangan pesat di tempat ini. Hingga ada yang mengklaim café hampir sama banyaknya dengan tempat kursus sendiri. Menurutku trend ini acceptable sih untuk meningkatkan English skill mu. Apalagi beberapa café sudah menyediakan fasilitas wifi gratis.

Untungnya, di tempat yang sering kukunjungi tidak menyediakan wifi yang malah memancing lawan bicara kita hanya melihat layar hape sepanjang waktu. Yah maklumlah, di kelas English Studio  sudah dilengkapi akses internet gratis, jadi tidak perlu berburu wifi di luar sana.

Kembali ke warung kopi, dibalik me-rejuvenate (bahasa lain dari merefresh) pikiran dan kepenatan dengan berbincang ngalur ngidul tanpa arah lalu tertawa lepas bersama, ada banyak pesan yang selalu saya dapat pelajari di setiap pertemuan singkat itu. Ngopi bareng tim English Studio  misalnya, di sela-sela candaan selalu saja ada ide yang muncul, entah itu metode baru pengajaran, cara menyelesaikan masalah kelas, atau  pernah saya menemukan ide tulisan dari sini. Ngopi bareng memang terkadang menjadi ajang curhat para pengajar tentang keadaan kelas atau tentang progress siswa di tiap-tiap kelas. Kemudian solusipun bermunculan tanpa disadari dengan suasana santai tentunya.

Lain lagi ketika ngopi bareng anak nalar atau geng lainnya, kami biasanya menceritakan masa depan, apa dan dimana kita beberapa tahun akan datang. Jodoh, karir, dan pendidikan selalu mengisi perbincangan disela-sela bully. Terkadang ide writing task 2 pun menjadi perdebatan kecil tentang ide atau membahas reading passage dengan tema sedikit berat. Tapi semuanya itu pasti disertai dengan bahak yang menggelegar, hingga terkadang orang-orang disekitar geleng-geleng kepala atau sesekali yang punya café harus menegur kami dengan halus.

Pare memang punya magnet sendiri, tapi saya sarankan untuk tidak berlama-lama di Pare. Karena Pare adalah persimpangan, pilihan sebenarnya ada di depan mata, ambil atau lewatkan.

Mau belajar IELTS sambil ngopi bareng? Temui saya di English Studio  Kampung Inggris


0 komentar:

Posting Komentar