Kamis, 01 Juni 2017

Ramadhan dengan IELTS

Ramadhan bukan alasan untuk bermalas-malasan, apalagi melupakan tujuan utama kita belajar IELTS.

Ramadhan ini lain dengan yang lainnya. Pasalnya saya dan teman-teman para pejuang masa depan menghabiskan waktu puasa dengan mempelajari skill IELTS. Tapi tentunya tidak melupakan ibadah-ibadah yang wajib dan sunnah. Yups, anggap saja kami menyeimbangkan aktifitas dunia dan akhirat sesuai kadar kemampuan.

Seperti hari-hari biasanya, saya dan IELTS catchers di English Studio memarkir sepeda dan motor di depan ES 2 sebelum jam 6 pagi berdentang. Meskipun harus menahan kantuk yang tak lupa tidur lagi setelah sahur karena takut terlambat masuk kelas. Ditambah lagi, taka da istirahat dari jam 6 hingga jam 10 pagi, dilanjut jam 1 siang hingga menuju jam 4.30 sore. Namanya juga perjuangan, pasti ada ada saja yang harus dikorbankan, bisa saja waktu atau mungkin perasaan (auh jadi baper deh).

Pengalaman latihan speaking, listening, reading, dan writing diwaktu perut lagi menjerit-jeritnya memang punya sensasi tersendiri. Belum lagi bacaan yang sedikit menguras otak dan tema writing yang yah sudahlah, tak usah saya sebutkan lagi.

Sebagai seorang pengajar IELTS di band 5, tentunya saya harus bisa mengontrol dan mengembalikan semangat belajar siswa-siswa yang sementara diserang kantuk dan lapar berlebih. Salah satu cara yang ampuh adalah menanyakan kepada siswa apa tujuan mereka datang belajar. Kemudian saya menanyakan kepada mereka satu pertanyaan ampuh “anything can stop you?” yups, seperti mantra magic, dari yang tak sanggup lagi menahan kelopak matanya tiba-tiba berubah menjadi mata buas yang siap menyerang apa saja.

Yups, sekali lagi, terkadang ketika kamu akan berada di titik jenuh dan tak ingin ngapa-ngapain, ingat kembali tujuan awalmu. Semakin kuat tujuanmu, semakin bersemangat dirimu melampaui limit yang kamu punya. Saya kemudian teringat dengan sebuah film yang pernah booming di Iran. Film itu menceritakan dua anak bersaudara yang hanya punya sepasang sepatu, kemudian mereka harus saling bergantian tiap harinya untuk masuk sekolah. Suatu hari, diadakan lomba lari dengan hadiah sepatu untuk juara 3. Si kakak kemudian ikut dan membayangkan mendapat juara 3. Meski dia tak mampu lagi berlari, tapi dia selalu mengingat tujuannya, dia tetap berusah dan berusaha. Dan pada akhirnya dia juga tidak mendapatkan sepatu, karena dia mendapat juara 1.

Ramadhan bukan alasan untuk bermalas-malasan, apalagi melupakan tujuan utama kita belajar IELTS. Tapi jangan karena IELTS kamu melupakan ibadahmu juga loh guys. Oh iya, setelah ramadhan, English Studio punya program baru yang lebih mendukungmu dalam mencapai skor yang kamu inginkan. Silahkan kunjungi English Studio (klik disini).

Selamat berpuasa ^^

0 komentar:

Posting Komentar