Rabu, 02 Agustus 2017

Belajar Tanpa Titik

“Apabila kamu tidak tahan lelahnya belajar maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.”
Keceriaan saat kelas tutor ES
Selamat datang kembali di Kampung Inggris, Pare, Kediri. Satu ungkapan yang rasanya menyapaku saat menginjakkan kembali bandara Juanda lalu menaiki damri dan patas jurusan pare. Ke Kediri lagi? Tanya beberapa temanku yang kutemui saat di kampung. Saya hanya bisa menjawabnya dengan anggukan dan sedikit senyum manis tentunya. Jika harus menjawab, tentunya saya akan bilang “saya kembali untuk menuntaskan mimpi yang sedikit lagi menuju puncaknya.”

Ternyata bukan hanya pertanyaan di atas bertubi-tubi menyerangku. Salah satunya adalah, “kok betah sekali di English Studio?” Mmmmm saya mau jawab apa yah? Saya sendiri tidak tau kenapa tetap dan masih ingin belajar di English Studio. Mungkin waktu setahun belajar bersama tim English Studio telah menjadikan saya seperti perangko  dan ES (English Studio) sebagai kertasnya. 

Setahun lalu, 20 Juli 2016 tepatnya, ketika saya datang untuk ketiga kalinya di Kediri lagi untuk tujuan yang lebih tinggi, belajar IELTS. Tentunya cuma satu tempat yang akan kudatangi, English Studio

Setelah berjibaku, belajar dari dasar, belajar hingga malam, tak terhitung peluh dan letih mendatangi, sampai-sampai makanpun hampir dilupakan. Satu yang sering saya pegang, entah perkataan siapa “kalo kamu tak mau merasakan letihnya belajar, maka siap-siap menderita dengan pahitnya ketidaktahuan.” Akhirnya kembali mengikat kepala, belajar, belajar, dan belajar. 

Setelah setahun belajar IELTS bersama English Studio, kini saya menyadari, ilmu itu sangat luas even dalam bahasa inggris atau pelajaran-pelajaran lainnya. Wajar kalau belajar itu tak mengenal berhenti, seperti “titik” dalam satu kalimat terakhir di satu paragraph. 

0 komentar:

Posting Komentar