Rabu, 29 Maret 2017

Ketika Jenuh Menyerang

“Hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah.” 


Pernah merasa berada di titik tak mampu lagi dalam melakukan rutinitas yang lumayan menguras tenaga dan pikiran? Mimpi keberhasilan semakin jauh terasa, lalu kesalahan yang sama berulang kita lakukan lagi dan lagi, kemudian hasil yang diharapkan semakin tak mungkin diraih? Saya pernah merasakan itu saat belajar di Master Class IELTS English Studio. Tapi itu tidak berlangsung lama karena kekuatan untuk bangkit lagi datang dari lingkungan belajar itu sendiri, dari teman sekelas, dari teman seperjuangan yang sudah di luar negeri, dari senior yang selalu punya waktu mendengar curhatan adiknya, dan dari telepon orang tua serta doa mereka dari jauh. Begini ceritanya;

Empat bulan saya sudah menyicip belajar IELTS dari hasil placement test overall 3.0, dengan ratusan summary dan writing sudah dilahap habis. tak mau kalah, reading, listening juga ikut memanja ingin dihabiskan. Belum lagi speaking tiap hari harus saya paksakan untuk melenturkan lidahku yang terbiasa beraksen bugis (aksen paling lama di sekitaran Indonesia bagian timur). Dari perjuangan yang lumayan melelahkan, hasil yang kudambakan (7.0 in overall) hanya bisa kuraih overall 5.5 dari hasil tiap kali skoring (di awal sekali sepekan, kemudian sekali dalam dua pecan, kemudian dua kali sehari).

Frustasi? Tentu saja, saya hampir saja berniat memotong pembuluh nadiku sendiri. Untung itu tidak akan terjadi, soalnya saya belum nikah, #eh. Apalagi kalau saya melihat teman sekelas yang sudah mendapat di atas 6.0 dan bahkan ada yang sudah mencapai angka 8.0, wow. Hasilnya adalah saya semakin bermalas-malasan, lalu writing tidak karuan, dan skor semakin menurun ke angka yang hampir sama dengan placement test sebelumnya. Dari sini saya merasa terpuruk, jatuh dan berpikir untuk tak mau bangkit lagi. “ah, mending saya pulang saja bertani”, pikirku saat itu.

Untungnya, keinginan mundur hanya sebatas di pikiran saja dan tidak sampai terjadi. Sebenarnya bukan karena sepenuhnya saya kuat, tapi karena masih ada orang-orang terdekatku berada di belakangku yang siap mendorong, di depanku yang siap menarik, di samping kanan dan kiriku yang selalu menemani, dan yang di atasku Yang setiap detik memberkahiku. 

Apalah saya tanpa mereka. Kamu bisa membayangkan bukan? tak perlu saya sebutkan satu persatu, tapi yang saya ingin tekankan bahwa TEMAN dalam arti yang lebih luas akan sangat membantumu di saat yang tepat, entah hanya lewat pesan singkat, catatan kecil, wejangan yang sederhana, keluhan yang serupa atau bahkan lebih buruk dari yang kamu rasakan, atau hanya secarik doa dari mereka yang dirahasiakannya.

So, jika rasa jenuh menyerangmu, pastikan kamu memiliki teman yang punya visi sama. Saya sudah merasakan memiliki teman kelas yang punya high motivation di English Studio, dan teman-temanku yang masih berjuang di luar negeri yang juga termasuk alumni dari sini. Luar biasa pengaruhnya terhadap perspektif menghadapi rintangan kecil untuk berkembang lebih jauh lagi. Semoga kamu juga berada di lingkungan yang tepat untuk mengembangkan dirimu dan menjaga cita-citamu yang telah kamu tanam dari pikiran dan hati yang terdalam. 

sumber gambar: www.sangpengajar.com

0 komentar:

Posting Komentar