Jumat, 21 April 2017

Kartini dari English Studio

Saya selalu yakin, pertemuan akan selalu membawa kenangan dan juga pelajaran. Semakin kamu sering bertemu dengan orang baru, semakin terbuka lebar wawasanmu tentang keajaiban alam semesta. Kamu akan banyak tahu cara Sang Pencipta mencintai hamba-Nya dengan berbagai cerita hidup yang mampu membuat mereka lebih kuat. Salah satu tempat yang akan melekat sepanjang hidupku adalah kampung Inggris Pare

Kurang lebih dua tahun saya menginjakkan kakiku di tempat dimana ada banyak macam orang yang saya temui di sini, dari yang datang belajar mati-matian hingga liburan hura-hura. Ada yang menarik perhatianku pada fenomena ini, kebanyakan dari mereka adalah perempuan. Kamu tidak akan bosan melihat perempuan dari tomboi hingga berhijab lalu-lalang dengan bermacam ontel yang disewanya.

Hari ini saya hanya akan menuliskan sejumput cerita tentang perempuan-perempuan keren yang saya temui di English Studio. Mereka dengan jelita beraninya datang jauh-jauh ke kampung inggris mencari secercah harapan yang mereka telah genggam dalam keyakinan mereka. Sekarang mereka tergabung dalam tim English Studio. Yuk saya perkenalkan satu per satu 

1. Sri Yunita
“saya adalah perempuan yang mampu berpura-pura bahagia meski saya sedang sedih, hingga kalian tak bisa menebak kesedihanku”. Begitulah kira-kira cara lulusan pendidikan matematika di International Class Program (ICP) UNM menggambarkan dirinya sewaktu teacher training berlangsung. 

Sebenarnya saya sudah lama mengenal Nuni (panggilan Sri Yunita) jauh sebelum mengenal English Studio. Pasalnya saya satu jurusan (beda angkatan) plus satu organisasi kampus di LPM Penalaran UNM. Ada banyak cerita dari dia, dari kisah harunya dalam berjuang mendapatkan nilai IELTS yang memuaskan hingga kisah selanjutnya setelah mendapat nilai 7. Apa kisah selanjutnya? Yuk intip blognya di sini

2. Andi Khaerunnisa (Icha)
Tim kami yang paling muda, berdarah Sinjai-Luwu, penyuka mie judes level nyebelin. Gadis cantik lulusan SMA ini sangat telaten dan penuh antusias terhadap mimpinya menjadi seorang wanita karir yang berbeda dengan saudara-saudaranya. 

Pertama kenal dengan English Studio karena kakaknya adalah seorang murid lama dari mr Eddy. Cerita-ceritanya bisa dijumpai di blognya di sini

3. Dynar Hildajun Anjani (semoga namanya udah benar ^^)
Saya selalu memanggilnya Din atau Dinar, tapi sebenarnya dia selalu bahagia dipanggil makan. 

Dia salah satu perempuan yang nekat dengan mimpinya lanjut belajar di luar negeri, tak peduli gagal berapa kali, dia tetap menatap ke depan. Cerita lebih lanjutnya di sini

4. Rabiatul Adawiyah Yahya Yackub
Sering disebut miss Rayy atau Wiah. Dia adalah tutor perempuan terlama di English Studio. Semua skill IELTS mampu dibabat habis, cara menjelaskannya juga clear enough. Tidak salah kalo dia dijadikan sebagai supervisor Master Class. 

Ada banyak pengalaman Rayy menghandle siswa master class dan pengalamannya sejak di kampung inggris pare di sini

5. Eva Musifa
Perempuan yang satu ini sebenarnya ingin kugambarkan dengan sejuta rangkaian kata, tapi kurasa itu masih belum cukup. Akhirnya saya hanya menyebutnya dengan "perempuan sederhana". Dia yang paling dewasa diantara tim tutor perempuan, tapi terkadang kekanak-kanakannya bikin tak terduga. 

Lagi-lagi karena mimpi, dia rela meninggalkan zona nyamannya di Palembang, kota kelahirannya belajar di English Studio. Kamu akan selalu tercengang dengan cerita-ceritanya di sini

Mereka punya cerita-cerita hebat selama berjuang di English Studio dan bagaimana mereka tetap dalam pendirian mimpi mereka. Ada banyak lagi perempuan-perempuan heroik yang ingin saya sebutkan. Semoga esok bisa saya tuliskan, insya Allah.

0 komentar:

Posting Komentar